Saya yakin, Setiap orang di dunia
ini memiliki sifat yang baik dalam kehidupannya. cerita ini saya kutip dari
pengalaman kehidupan seseorang yang awalnya memilki berkelakuan yang kurang
baik dan akhirnya sadar sekaligus memiliki sifat dan sikap yang sungguh luar
biasa bagusnya di kalangan masyarakatnya.
Samsul Bahri, adalah seorang
pemuda yang hidupnya selalu dihabiskan dengan glamor hidup mewah namun
memaksakan diri saat berkecimpung dalam gemerlapnya harta yang dimilikinya.
Kehidupan sehari-harinya selalu dihabiskan dengan foya-foya bersama
teman-temannya. Bandar Lampung. Merupakan tempat tujuan pestanya.
Setiap weekend, ia selalu
mengajak teman-temanya untuk pergi ke sebuah diskotik ternama di Bandar
Lampung. Minuman alkohol, perjudian, dan wanita merupakan kewajiban dalam
mengisi akhir pekannya. Tapi bukan itu saja. Ia selalu menawarkan barang-barang
haram seperti narkoba kepada temen-teman dekatnya. “cuy.. lo mau ngrasain nikmatnya dunia gak? Gw punya barang yang bisa
buat lo pada terbang ne..” seperti itu cara ia membujuk teman-temannya
dalam menikmati barang haram miliknya.
Yang lebih parahnya lagi, ia
selalu membujuk teman-temannya dalam menikmati barang haram tersebut dengan
deitemani beberapa wanita sewaan dan beberapa botol minuman alkohol dengan uang
yang di ambil dari kocek pribadinya sendiri. “ayoo
pesta friends.. malem ini gw traktrir ampe puas lo..lo pada”. Pada dasarnya samsul bahri adalah keturunan
anak yang mampu di desanya. Dia mendapatkan uang yang banyak dari bisnis
penjualan narkoba yang ia geluti beberapa tahun belakangan ini.
Hingga suatu saat, saat ia
melakukan perbuatan zina dengan salah satu wanita sewaannya, ia terkena
penyakit AIDS. Tentunya kalian sudah tau apa akibat orang yang terkena penyakit
kotor tersebut. Badanya habis tergerogoti oleh penyakit tersebut..
teman-temannya mulai menjauhinya satu per satu. Hanya Tangisan dan kesakitan
yang selalu ia rasakan disetiap hari-harinya.
“Aduuh.. sakiiitt... aku nggak kuat lagi. Ya Tuhan... sakiiit”.
Dalam pikirannya hanya keluhan dan harapan sembuh yang selalu ia ucapkan dalam
merasakan penyakit yang ia derita. Namun orang tua Samsul tak henti-hentinya
menguatkan hati dan pikirannya untuk selalu semangat dalam menghadapi derita
yang ia rasakan. “Anakku Samsul... ayah
dan ibu selalu berdo’a demi kebaikan kamu. Yang kuat ya nak?”
“Ibu.. ayah.. apakah aku bisa
sembuh dari penyakit ini?” sahut Samsul dalam rintihan kesakitannya. “tentu bisa nak.. kamu pasti bisa sembuh.
Asalkan kamu mau berusaha dan selalu berdo’a kepada Tuhan”. Mendengar
jawaban yang diberikan oleh ayahnya, samsul teringat akan dosa-dosa yang telah
ia lakukan di masa lampau. “ayah.. ibu...
samsul telah melakukan dosa-dosa yang besar di masa lampau. Samsul senang
berjudi, main wanita, dan minum-minuman alkohol. Itu semua samsul lakukan
diluar sepengetahuan ayah dan ibu”
Mendengar perkataan anaknya
tersebut, orang tua samsul kaget setengah mati. Ia menangis dan meratapi
perbuatan samsul yang sungguh tidak patut dilakukan tersebut. Namun kasih
sayang seorang ayah dan ibu kepada anaknya selalu saja tampak jelas dalam
kehidupuan samsul. “ya ampun naaakk.. apa
yang telah kamu kerjakan itu sungguh sangat tercela di mata agama”.
Bertaubatlah anakku.. mohon kesembuhan kepada-Nya agar kamu bisa memperbaiki
kesalahmu selama ini. “iya ayah.. samsul
berjanji, jika nanti samsul sembuh. Samsul akan menjadi anak yang baik”.
Selama samsul dalam perawatan
dokter berminggu-minggu, akhirnya kesehatan samsul mulai membaik. Hal ini tentu
saja membuat samsul senang dan bahagia dengan apa yang telah ia dapatkan itu.
“Terima Kasih Tuhan... Kau telah memberiku kesembuhan, aku berjanji akan
menjadi manusia yang baik setelah ini”.
Hari demi hari. Kesehatan samsul
benar-benar sembuh total. Penyakit AIDS yang ia derita telah berhasil di
sembuhkan oleh obat yang diberikan dokter selama masa penyembuhan. Kehidupan
samsul pun berubah 180 derajat dari kehidupannya yang lalu. Ia tumbuh menjadi
sosok yang baik dan selalu bersukur dengan apa yang telah ia dapatkan selama
ini. Ia mulai memperbaiki kesalah nya yang lalu dengan mengajak teman-temanya
untuk meninggalkan kemaksiatan yang selama ini mereka lakukan bersama.
Samsul berhasil mempengaruhi
teman-teman nya yang terjerumus dalam jurang kemaksiatan menjadi sosok
pemuda-pemudi yang berguna bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya. Namun
sayang, 1 tahun berjalannya waktu.. penyakit samsul kembali menyerang nya
hingga samsul harus dilarikan kerumah sakit lagi dan mendapatkan penanganan
yang ekstra dari dokter. Kali ini penyakit samsul tidak terelakkan lagi
parahnya. Ia didiagnosa dokter bahwa penyakit AIDS yang dideritanya kembali
menyerangnya dengan lebih parah.
“ibu/bapak. Saya hanya bisa mengabarkan kalau penyakit AIDS samsul
telah kembali untuk menyerangnya, saya khawatir nyawanya akan susah untuk
diselamatkan”. Mendengar informasi tersebut ayah dan ibu samsul langsung
menuju ke kamar di mana samsul sedang dirawat. “Ayah..Ibu.. samsul kenapa? Kok tubuh samsul terasa sakit dan kurus
lagi?” ayahnya pun menjawab “gak
apa-apa kok nak. Kata dokter kamu Cuma kecapean” namun tangisan ibunya yang
tertahankan tersebut membuatnya sadar kalau ia bukan hanya kecapean, namun ia
sedang diserang penyakit yang sama dalam dirinya.
“hee..
ayah dan ibu kenapa? Kok masih ada yang ditutupi sih dari samsul, samsul tau
kok ini penyakit AIDS kan? Samsul juga tau kalo nyawa samsul akan sulit
diselamatkan. Samsul gak apa-apa kok yah..bu.. samsul udah merasa senang karena
Tuhan sudah memberi sedikit waktu untuk memperbaiki kesalah samsul waktu itu.
Sekarang samsul rela kalo harus meninggal saat ini”. Mendengar kata-kata yang keluar dari anaknya
tersebut. Orang tua samsul pun tersayat hatinya dan tangisan yang ditahannya
meledak bercucuran air mata. “Anakku..
ibu sayang sekali sama samsul”. satu hari setelah itu. Samsul pun
menghembuskan nafas terakhirnya dengan disaksikan teman dan orang tuanya di
kamar rumah sakit dimana samsul sedang dirawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar