Sabtu, 28 Februari 2015

KENAKALAN BERUJUNG KEBAIKAN

Saya yakin, Setiap orang di dunia ini memiliki sifat yang baik dalam kehidupannya. cerita ini saya kutip dari pengalaman kehidupan seseorang yang awalnya memilki berkelakuan yang kurang baik dan akhirnya sadar sekaligus memiliki sifat dan sikap yang sungguh luar biasa bagusnya di kalangan masyarakatnya.

Samsul Bahri, adalah seorang pemuda yang hidupnya selalu dihabiskan dengan glamor hidup mewah namun memaksakan diri saat berkecimpung dalam gemerlapnya harta yang dimilikinya. Kehidupan sehari-harinya selalu dihabiskan dengan foya-foya bersama teman-temannya. Bandar Lampung. Merupakan tempat tujuan pestanya.

Setiap weekend, ia selalu mengajak teman-temanya untuk pergi ke sebuah diskotik ternama di Bandar Lampung. Minuman alkohol, perjudian, dan wanita merupakan kewajiban dalam mengisi akhir pekannya. Tapi bukan itu saja. Ia selalu menawarkan barang-barang haram seperti narkoba kepada temen-teman dekatnya. “cuy.. lo mau ngrasain nikmatnya dunia gak? Gw punya barang yang bisa buat lo pada terbang ne..” seperti itu cara ia membujuk teman-temannya dalam menikmati barang haram miliknya.

Yang lebih parahnya lagi, ia selalu membujuk teman-temannya dalam menikmati barang haram tersebut dengan deitemani beberapa wanita sewaan dan beberapa botol minuman alkohol dengan uang yang di ambil dari kocek pribadinya sendiri.  “ayoo pesta friends.. malem ini gw traktrir ampe puas lo..lo pada”.  Pada dasarnya samsul bahri adalah keturunan anak yang mampu di desanya. Dia mendapatkan uang yang banyak dari bisnis penjualan narkoba yang ia geluti beberapa tahun belakangan ini.

Hingga suatu saat, saat ia melakukan perbuatan zina dengan salah satu wanita sewaannya, ia terkena penyakit AIDS. Tentunya kalian sudah tau apa akibat orang yang terkena penyakit kotor tersebut. Badanya habis tergerogoti oleh penyakit tersebut.. teman-temannya mulai menjauhinya satu per satu. Hanya Tangisan dan kesakitan yang selalu ia rasakan disetiap hari-harinya.
“Aduuh.. sakiiitt... aku nggak kuat lagi. Ya Tuhan... sakiiit”. Dalam pikirannya hanya keluhan dan harapan sembuh yang selalu ia ucapkan dalam merasakan penyakit yang ia derita. Namun orang tua Samsul tak henti-hentinya menguatkan hati dan pikirannya untuk selalu semangat dalam menghadapi derita yang ia rasakan. “Anakku Samsul... ayah dan ibu selalu berdo’a demi kebaikan kamu. Yang kuat ya nak?”

“Ibu.. ayah.. apakah aku bisa sembuh dari penyakit ini?” sahut Samsul dalam rintihan kesakitannya. “tentu bisa nak.. kamu pasti bisa sembuh. Asalkan kamu mau berusaha dan selalu berdo’a kepada Tuhan”. Mendengar jawaban yang diberikan oleh ayahnya, samsul teringat akan dosa-dosa yang telah ia lakukan di masa lampau. “ayah.. ibu... samsul telah melakukan dosa-dosa yang besar di masa lampau. Samsul senang berjudi, main wanita, dan minum-minuman alkohol. Itu semua samsul lakukan diluar sepengetahuan ayah dan ibu”

Mendengar perkataan anaknya tersebut, orang tua samsul kaget setengah mati. Ia menangis dan meratapi perbuatan samsul yang sungguh tidak patut dilakukan tersebut. Namun kasih sayang seorang ayah dan ibu kepada anaknya selalu saja tampak jelas dalam kehidupuan samsul. “ya ampun naaakk.. apa yang telah kamu kerjakan itu sungguh sangat tercela di mata agama”. Bertaubatlah anakku.. mohon kesembuhan kepada-Nya agar kamu bisa memperbaiki kesalahmu selama ini. “iya ayah.. samsul berjanji, jika nanti samsul sembuh. Samsul akan menjadi anak yang baik”.
Selama samsul dalam perawatan dokter berminggu-minggu, akhirnya kesehatan samsul mulai membaik. Hal ini tentu saja membuat samsul senang dan bahagia dengan apa yang telah ia dapatkan itu. “Terima Kasih Tuhan... Kau telah memberiku kesembuhan, aku berjanji akan menjadi manusia yang baik setelah ini”.

Hari demi hari. Kesehatan samsul benar-benar sembuh total. Penyakit AIDS yang ia derita telah berhasil di sembuhkan oleh obat yang diberikan dokter selama masa penyembuhan. Kehidupan samsul pun berubah 180 derajat dari kehidupannya yang lalu. Ia tumbuh menjadi sosok yang baik dan selalu bersukur dengan apa yang telah ia dapatkan selama ini. Ia mulai memperbaiki kesalah nya yang lalu dengan mengajak teman-temanya untuk meninggalkan kemaksiatan yang selama ini mereka lakukan bersama.

Samsul berhasil mempengaruhi teman-teman nya yang terjerumus dalam jurang kemaksiatan menjadi sosok pemuda-pemudi yang berguna bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya. Namun sayang, 1 tahun berjalannya waktu.. penyakit samsul kembali menyerang nya hingga samsul harus dilarikan kerumah sakit lagi dan mendapatkan penanganan yang ekstra dari dokter. Kali ini penyakit samsul tidak terelakkan lagi parahnya. Ia didiagnosa dokter bahwa penyakit AIDS yang dideritanya kembali menyerangnya dengan lebih parah.

“ibu/bapak. Saya hanya bisa mengabarkan kalau penyakit AIDS samsul telah kembali untuk menyerangnya, saya khawatir nyawanya akan susah untuk diselamatkan”. Mendengar informasi tersebut ayah dan ibu samsul langsung menuju ke kamar di mana samsul sedang dirawat. “Ayah..Ibu.. samsul kenapa? Kok tubuh samsul terasa sakit dan kurus lagi?” ayahnya pun menjawab “gak apa-apa kok nak. Kata dokter kamu Cuma kecapean” namun tangisan ibunya yang tertahankan tersebut membuatnya sadar kalau ia bukan hanya kecapean, namun ia sedang diserang penyakit yang sama dalam dirinya.

“hee.. ayah dan ibu kenapa? Kok masih ada yang ditutupi sih dari samsul, samsul tau kok ini penyakit AIDS kan? Samsul juga tau kalo nyawa samsul akan sulit diselamatkan. Samsul gak apa-apa kok yah..bu.. samsul udah merasa senang karena Tuhan sudah memberi sedikit waktu untuk memperbaiki kesalah samsul waktu itu. Sekarang samsul rela kalo harus meninggal saat ini”. Mendengar kata-kata yang keluar dari anaknya tersebut. Orang tua samsul pun tersayat hatinya dan tangisan yang ditahannya meledak bercucuran air mata. “Anakku.. ibu sayang sekali sama samsul”. satu hari setelah itu. Samsul pun menghembuskan nafas terakhirnya dengan disaksikan teman dan orang tuanya di kamar rumah sakit dimana samsul sedang dirawat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar